Monday, April 28, 2008

Alesan vakum beberapa minggu ini...

Sebenernya sih pengen nulis banyak di blog...tapi ada beberapa alesan yang membuat saya vakum untuk melakukan hal ini akhir-akhir minggu ini...
1. Simposium Juni yang bener-bener menguras tenaga dan pikiran, maklum pusiiiiing.... ngurusinya, cuma 12 orang, mana jadi chairperson dan pembicara....
2. Al Haram menunggu untuk disambangi, sudah dipanggil sama 4JJ untuk menghadap di rumahnya, jadi ya mau nggak mau vakuuuum...
3. Speedy yang semakin lemoooot dan bikin malessetelah saya pulang dari al Haram..

ok mungkin beberapa hari lagi saya akan kembali aktif.

Thursday, March 13, 2008

Avian Influenza ; Fadilah Supari VS US-WHO




Kemaren saya mendapat e-mail yang berisi tentang kelanjutan kasus Siti Fadilah Supari, Menkes Indonesia, yang menulis buku mengenai konspirasi global antara WHO dan pemerintahan George W Bush, dalam memanipulasi spesimen virus H5N1 yang dikirim Indonesia kebadan kesehatan dunia itu. Memang denger-denger sampe sekarang nggak kedengeran gimana nasib spesimen virus itu, apa mereka pikir Indonesia nggak mampu bikin vaksin?

Sekarang kita bisa analogikan, walau agak maksa sih, China memiliki Panda sebagai binatang nasional, binatang yang tidak dimiliki negara lain, jadi kebun binatang manapun di dunia yang ingin memajang Panda di tempatnya, harus membayar royalti yang tidak sedikit untuk pemerintah China, denger-denger dari National Geographic, Royal London Zoo harus merelakan ribuan Pounds setahun untuk memajang giant panda di kebun biinatang nya. Sekarang dengan Indonesia, flu burung yang konon ditemukan 58 varian asal Indonesia, seenaknya aja diambil tanpa bayar royalti. Dasar, negara kita emang selalu diinjek-injek, kenapa juga sih Pindad nggak coba bikin senjata biologis berisi virus H5N1, atau dikirim aja ke Ahmadinejad, yang jelas-jelas sahabat kita, biar mereka bisa serang Israel dengan jumawa. Emang nggak ada habisnya bila mau menghujat si "polisi dunia" itu.. dasar Kampret!

Ini cuplikan e-mailnya..




Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari (59) bikin gerah World Health Organization (WHO) dan Pemerintah Amerika Serikat (AS).Fadilah berhasil menguak konspirasi AS dan badan kesehatan dunia itu dalam mengembangkan senjata biologi dari virus flu burung, Avian influenza (H5N1). Setelah virus itu menyebar dan menghantui dunia, perusahaan-perusaha an dari negara maju memproduksi vaksin lalu dijual ke pasaran dengan harga mahal dinegara berkembang, termasuk Indonesia .

Fadilah menuangkannya dalam bukunya berjudul Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung.
Selain dalam edisi Bahasa Indonesia, Siti juga meluncurkan buku yang sama dalam versi Bahasa Inggris dengan judul It's Time for the World to Change.

Konspirasi tersebut, kata Fadilah, dilakukan negara adikuasa dengan cara mencari kesempatan dalam kesempitan pada penyebaran virus flu burung. "Saya mengira mereka mencari keuntungan dari penyebaran flu burung dengan menjual vaksin ke negara kita," ujar Fadilah kepada Persda Network di Jakarta , Kamis (21/2).

Situs berita Australia , The Age, mengutip buku Fadilah dengan mengatakan, Pemerintah AS dan WHO berkonpirasi mengembangkan senjata biologi dari penyebaran virus avian H5N1 atau flu burung dengan memproduksi senjata biologi.

Karena itu pula, bukunya dalam versi bahasa Inggris menuai protes dari petinggi WHO. "Kegerahan itu saya tidak tanggapi. Kalau mereka gerah, monggo mawon. Betul apa nggak, mari kita buktikan. Kita bukan saja dibikin gerah, tetapi juga kelaparan dan kemiskinan.
Negara-negara maju menidas kita, lewat WTO, lewat Freeport , dan lain-lain. Coba kalau tidak ada kita sudah kaya," ujarnya.

Fadilah mengatakan, edisi perdana bukunya dicetak masing-masing 1.000 eksemplar untuk cetakan bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Total sebanyak 2000 buku.

"Saat ini banyak yang meminta jadi dalam waktu dekat saya akan mencetak cetakan kedua dalam jumlah besar. Kalau cetakan pertama dicetak penerbitan kecil, tapi untuk rencana ini, saya sedang mencari bicarakan dengan penerbitan besar," katanya.

Selain mencetak ulang bukunya, perempuan kelahiran Solo, 6 November 1950, mengatakan telah menyiapkan buku jilid kedua. "Saya sedang menulis jilid kedua. Di dalam buku itu akan saya beberkan semua bagaimana pengalaman saya. Bagaimana saya mengirimkan 58 virus, tetapi saya dikirimkan virus yang sudah berubah dalam bentuk kelontongan. Virus yang saya kirimkan dari Indonesia diubah-ubah Pemerintahan George Bush," ujar menteri kesehatan pertama Indonesia dari kalangan perempuan ini.

Siti enggan berkomentar tentang permintaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang memintanya menarik buku dari peredaran.
"Bukunya sudah habis. Yang versi bahasa Indonesia , sebagian, sekitar 500 buku saya bagi-bagikan gratis, sebagian lagi dijual ditoko buku. Yang bahasa Inggris dijual," katanya sembari mengatakan, tidak mungkin lagi menarik buku dari peredaran.

Pemerintah AS dikabarkan menjanjikan imbalan peralatan militer berupa senjata berat atau tank jika Pemerintah RI bersedia menarik buku setebal 182 halaman itu. Mengubah Kebijakan Apapun komentar pemerintah AS dan WHO, Fadilah sudah membikin sejarah dunia.

Gara-gara protesnya terhadap perlakuan diskriminatif soal flu burung, AS dan WHO sampai-sampai mengubah kebijakan fundamentalnya yang sudah dipakai selama 50 tahun. Perlawanan Fadilah dimulai sejak korban tewas flu burung mulai terjadi di Indonesia pada 2005.

Majalah The Economist London menempatkan Fadilah sebagai tokoh pendobrak yang memulai revolusi dalam menyelamatkan dunia dari dampak flu burung. "Menteri Kesehatan Indonesia itu telah memilih senjata yang terbukti lebih berguna daripada vaksin terbaik dunia saat ini dalam menanggulangi ancaman virus flu burung, yaitu transparansi, " tulis The Economist.

The Economist, seperti ditulis Asro Kamal Rokan di Republika, edisi pekan lalu, mengurai, Fadilah mulai curiga saat Indonesia juga terkena endemik flu burung 2005 silam. Ia kelabakan. Obat tamiflu harus ada. Namun aneh, obat tersebut justru diborong negara-negara kaya yang tak terkena kasus flu burung.

Di tengah upayanya mencari obat flu burung, dengan alasan penentuan diagnosis, WHO melalui WHO Collaborating Center (WHO CC) diHongkong memerintahkannya untuk menyerahkan sampel spesimen.
Mulanya, perintah itu diikuti Fadilah. Namun, ia juga meminta laboratorium litbangkes melakukan penelitian. Hasilnya ternyata sama. Tapi, mengapa WHO CC meminta sampel dikirim ke Hongkong?

Fadilah merasa ada suatu yang aneh. Ia terbayang korban flu burung di Vietnam . Sampel virus orang Vietnam yang telah meninggal itu diambil dan dikirim ke WHO CC untuk dilakukan risk assessment, diagnosis, dan kemudian dibuat bibit virus.

Dari bibit virus inilah dibuat vaksin. Dari sinilah, ia menemukan fakta, pembuat vaksin itu adalah perusahaan-perusahaan besar dari negara maju, negara kaya, yang tak terkena flu burung. Mereka mengambilnya dari Vietnam , negara korban, kemudian menjualnya keseluruh dunia tanpa izin. Tanpa kompensasi.

Fadilah marah. Ia merasa kedaulatan, harga diri, hak, dan martabat negara-negara tak mampu telah dipermainkan atas dalih Global Influenza Surveilance Network (GISN) WHO. Badan ini sangat berkuasa dan telah menjalani praktik selama 50 tahun. Mereka telah memerintahkan lebih dari 110 negara untuk mengirim spesimen virus flu ke GISN tanpa bisa menolak.Virus itu menjadi milik mereka, dan mereka berhak memprosesnya menjadi vaksin.

Di saat keraguan atas WHO, Fadilah kembali menemukan fakta bahwa para ilmuwan tidak dapat mengakses data sequencing DNA H5N1 yang disimpan WHO CC.Data itu, uniknya, disimpan di Los Alamos National Laboratoty di New Mexico , AS. Di sini, dari 15 grup peneliti hanya ada empat orang dari WHO, selebihnya tak diketahui.
Los Alamos ternyata berada di bawah kementerian Energi AS. Di lab inilah duhulu dirancang bom atom Hiroshima . Lalu untuk apa data itu, untuk vaksin atau senjata kimia?

Fadilah tak membiarkan situasi ini. Ia minta WHO membuka data itu. Data DNA virus H5N1 harus dibuka, tidak boleh hanya dikuasai kelompok tertentu. Ia berusaha keras. Dan, berhasil. Pada 8 Agustus 2006, WHO mengirim data itu. Ilmuwan dunia yang selama ini gagal mendobrak ketertutupan Los Alamos , memujinya.

Majalah The Economist menyebut peristiwa ini sebagai revolusi bagi transparansi. Tidak berhenti di situ. Siti Fadilah terus mengejar WHO CC agar mengembalikan 58 virus asal Indonesia , yang konon telah ditempatkan diBio Health Security, lembaga penelitian senjata biologi Pentagon.

Ini jelas tak mudah. Tapi, ia terus berjuang hingga tercipta pertukaran virus yang adil, transparan, dan setara. Ia juga terus melawan dengan cara tidak lagi mau mengirim spesimen virus yang diminta WHO, selama mekanisme itu mengikuti GISN, yang imperialistik dan membahayakan dunia.

Dan, perlawanan itu tidak sia-sia. Meski Fadilah dikecam WHO dan dianggap menghambat penelitian, namun pada akhirnya dalam sidang Pertemuan Kesehatan Sedunia di Jenewa Mei 2007, International Government Meeting (IGM) WHO diakhirnya menyetujui segala tuntutan Fadilah, yaitu sharing virus disetujui dan GISN dihapuskan.

Wednesday, March 5, 2008

Revised-Hippocratic Oath

Sore ini note book di rumah diserang trojan, jadi lumayan bikin pusing, emosi dan konyol! Lagian alesanya sepele, kakak ipar secara isengnya mengoperasikan pen drive tanpa didahului ritual virus scan, dan voila! direct hit ke Windows System... tersebarlah segala "love letters kampungan" ke hampir semua folder dan membikin lumpuh si note book, jadi mulai hari ini, setidaknya seorang dokter akan merubah sumpah hippocrates, dan bermimpi semoga semua dokter dibelahan dunia manapun akan melakukan hal yang serupa!

I swear by
Apollo Physician and Asclepius and Hygeia and Panaceia and all the gods and goddesses, making them my witnesses, that I will fulfill according to my ability and judgment this oath and this covenant:

To hold him who has taught me this art as equal to my parents and to live my life in partnership with him, and if he is in need of money to give him a share of mine, and to regard his offspring as equal to my brothers in male lineage and to teach them this art - if they desire to learn it - without fee and covenant; to give a share of precepts and oral instruction and all the other learning to my sons and to the sons of him who has instructed me and to pupils who have signed the covenant and have taken an oath according to the medical law, but no one else.

I will apply dietetic measures for the benefit of the sick according to my ability and judgment; I will keep them from harm and injustice.

I will neither give a deadly drug to anybody who asked for it, nor will I make a suggestion to this effect. Similarly I will not give to a woman an abortive remedy. In purity and holiness I will guard my life and my art.

I will not use the knife, not even on sufferers from stone, but will withdraw in favor of such men as are engaged in this work.

I will use knife to decapitate computer virus maker with my own hand and will not give any medical attentions, services and helps when they're suffers from pain and desease.

Whatever houses I may visit, I will come for the benefit of the sick, remaining free of all intentional injustice, of all mischief and in particular of sexual relations with both female and male persons, be they free or slaves.

What I may see or hear in the course of the treatment or even outside of the treatment in regard to the life of men, which on no account one must spread abroad, I will keep to myself, holding such things shameful to be spoken about.

If I fulfill this oath and do not violate it, may it be granted to me to enjoy life and art, being honored with fame among all men for all time to come; if I transgress it and swear falsely, may the opposite of all this be my lot.

Cheers...


Monday, February 18, 2008

Baby's day out!


Maksa sih...
Dari judulnya aja maksa, Baby's day out, hehe..nyomot dari film tahun 1994. Alesanya sih simpel, pertama orang rumah selalu manggil aku dengan sebutan beby, temen-temen di rumah sakit apalagi manggil selau dengan sebutan mas Beby, hehehe..sekarang jadi rada mirip to?antara Beby dengan Baby (bukan babi! some people call me that as a joke!) . Dan alesan yang kedua, dalam kurun waktu 7 tahun belakangan ini, baru kemaren saya merasakan indahnya hidup (selain merasakan angin malam di Paris, hehehe..), dimana semua temen-temen deket jaman SMU kumpul buat menghadiri pernikahan salah satu anggota kumpul-kumpul kita. Dari 14 orang yang selalu bareng, kemaren hanya 6 orang yang ikut acara lanjutan makan-makan. Rasanya benar-benar keluar dari rutinitas harian yang sangat membosankan...
Multidisciplinary forum, huahahaha..istilah keren bikinan saya, kok bisa?! Karena memang, dari 14 orang yang kumpul kemaren, hanya 2 yang jadi dokter, sisanya ada yang jadi apoteker, guru bahasa Inggris, pengusaha warnet, IT programmer, supervisor toko buku, hakim, jadi kumplit. Dan tentu saja, yang membuat saya merasa sangat senang adalah, we're all making jokes of our profession. Mulai dari mosi tidak percaya kebanyakan orang bila datang berobat ke saya, hingga guyonan rekan saya yang mau diangkat menjadi penasihat IT di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Sungguh hari yang menyejukkan, disela-sela kesibukkan kerja..

Thursday, February 14, 2008

Hastiti Skin Care - Dr. Moewardi General Hospital



Pagi ini tampak ada sesuatu yang spesial dihalaman parkir depan RS Dr Moewardi Solo, arus kendaraan yang hendak parkir di area parkir belakang rumah sakit tampak sedikit dibelokan, penyebabnya adalah bangunan tenda berbalut satin putih dengan panggung kecil di bagian depan ruang perawatan cendana. Dalam hati pasti setiap orang bertanya, gawe apa gerangan yang bakal dilakoni direksi Moewardi kali ini.


Oh lala.. ternyata peresmian Hastiti skin Care, sebuah beauty clinic dan perawatan kulit aseli made in Moewardi. Bangga sih bangga, tapi ditilik dari segi marketing, menurut saya pemilihan nama "Hastiti" yang menurut pak direktur bermakna "sehat-setiti-dan teliti" ini sangat tidak marketable!Bukannya sewot sih, tapi kalo memang menilik dari mayoritas pasien RS Dr Moewardi yang memang penganut setia quotes William Shakespare "apakah artinya nama", nama "Hastiti skin care" saya kira tidak menjadi masalah. Tapi apakah targeting dari klinik kesehatan kulit tersebut hanya ditujukan untuk pasien-pasien tetap RS. Muwardi yang nota bene kurang mempermasalahkan nama itu? kalau saya yang jadi direktur tentau saja jawaban saya tidak!
Dari beberapa rekans yang saya temui dan telpon sejak pagi tadi, seluruhnya menyatakan nama "Hastiti" tidaklah marketable!hehe..bahkan beberapa ada yang mengatakan katrog dan kampyungan.. tapi kenapa juga kita mesti sewot yah?toh juga kita nggak ikut buat. Tapi yo tetep aja konyol, anyel campur-campur..bukannya nama Dr. Moewardi skin clinics lebih berwibawa dibanding Hastiti? Atau nama Solo skin care jauh lebih marketable dari Hastiti. Heran deh cuma pilih nama wae kok ga bisa....oalah dokter Indah, kok nggak usul nama yang agak bagusan.


Tapi walau bagaimana, bangga juga biar kata rumah sakit negeri udah punya skin care clinic yang lebih wah dari Natasha, LBC ataupun Larissa, gimana ngga klinik-klinik kecantikan yang sudah saya sebutkan tadi pemiliknya aja bukan dokter kulit, sedang disini hehe..semua staff kulit mulai dari doktor hingga guru besar, ahli aesthetic surgery ngumpul semua, ada klinik bedahnya lagi, jadi suka deh, tapi yah apa boleh buat, apalah artinya sebuah nama..

Thursday, January 31, 2008

Serangan Lintah


Bhuhuhu...dari judulnya posting ini mirip judul film fiksi ilmiah gaya Hollywood, namun memang benar, sudah lama laporan serangan lintah pada manusia dilaporkan dalam dunia kedokteran. Tak ayal di Indonesia, dimana sebagian besar wilayahnya masih berupa hutan, dengan kelembaban tinggi dan suhu yang relatif stabil, suatu komposisi yang disukai lintah.

Lintah atau dalam ilmu taksonomi bernama Hirudo medicinalis memang merupakan hewan invertebrata yang tersebar hampir diseluruh dunia, hewan ini memiliki zat antikoagulan dalam liurnya yang akhir-akhir ini sering dipakai untuk pengobatan thrombus. Dalam bidang medis, banyak dilaporkan serangan akibat lintah, dan mayoritas dari pasien memang memiliki riwayat berwisata di daerah basah semisal pegunungan dan sungai / jeram.


Sebuah kasus yang pernah ditangani bagian THT RS Dr Moewardi Solo, ialah seorang pria dengan lintah yang "menyangkut" dalam rongga hidung. Pasien datang dengan keluhan lemas (anemia, karena darah yang dihisap lintah terus menerus dan dalam waktu lama), hidung buntu (karena ukuran lintah yang makin membesar), dan riwayat mimisan dan diteruskan dengan muntah darah / hematemesis. Mimisan diras berhenti karena darah yang keluar tidak dapat mengalir melaui lubang hidung luar dikarenakan adanya sumbatan lintah, dan akhirnya darah akan mengalir melalui lubang hidung belakang dan keluar sebagai muntahan darah. Setelah dilakukan scanning ditemukan adanya gambaran hiperdens pada daerah rongga hidung, setelah dilakukan endoscopy voila! ditemukan adanya lintah yang berukuran lumayan besar. Setelah ditelusuri, memang ditemukan riwayat pasien pernah berwisata ke daerah air terjun Grojogan Sewu di kawasan wisata Tawang Mangu Solo.

Kasus serupa juga pernah dilaporkan di Taiwan, bahkan kasus serangan lintah yang pernah dilaporkan di Eropa bermanifestasi menjadi perdarahan saluran kemih (hematuria) yang diakibatkan serangan lintah kedalam kandung kencing yang masuk melalui alat kelamin.

Jadi, alangkah lebih bijaknya untuk tidak berendam atau menggunakan air sungai untuk sekedar membasuh wajah, sejernih apapun airnya. Kita tidak akan pernah tahu bahaya yang selalu mengancam kita dibalik air jernih tersebut.

Cheers..

Wednesday, January 30, 2008

Anemia


Mungkin sebagian dari kita bertanya, apa hubungan gambar diatas dengan judul posting ini. Mungkin setelah membaca posting ini kita dapat menemukan benang merah antara gambar tersebut dengan anemia.
Sebenarnya gambar tersebut saya ambil saat saya mengendarai mobil menuju candi Sukuh di lereng gunung Lawu, biasa, kegiatan rutin mengantar mahasiswa kedokteran asing untuk jalan-jalan. Saat melewati jalur itu, sering saya menemui gambaran simbok-simbok desa memanggul beban berat menuruni atau menaiki bukit, dan setiap melihat peristiwa itu, spontan dari mulut saya terucap it's soo Indonesia! yah memang benar, setelah kata-kata itu terucap saya selalu menceritakan mengenai kasus yang "sering" saya jumpai di rumah sakit. Maklum saya bangga dengan simbok-simbok desa itu dalam hal ketahanan hidup.
Sering saya menemui di rumah sakit seorang simbok dirawat (dan biasanya dari daerah pegunungan) dengan keluhan lemes, dan hebatnya hasil pemeriksaan Hb dari laboratorium selalu berkisar antara 3 gr% hingga 6 gr% sesuatu yang tidak mungkin kita jumpai di Eropa! Saat saya beruntung mencicipi belajar di sebuah rumah sakit Eropa, dengan Hb pasien yang 10 gr% saja dokter Eropa yang merawat sang pasien bingung bukan kepalang, saya tidak habis pikir, bagaimana bila mereka diserahi pasien simbok-simbok desa ini. Hebat memang dengan Hb begitu rendah orang-orang tersebut masih mampu survive. Namun memang kita perlu prihatin, gambaran tersebut bukan merupakan mutasi gen sehingga mampu menyebabkan simbok desa menjadi seorang Super Simbok sehingga mampu survive dalam kondisi seekstrem tersebut. Gambaran tersebut dikarenakan masih minimnya sikap peduli terhadap kesehatan diri sendiri pada masyarakat desa. Sehingga keluhan-keluhan kecil kadang tidak dirasakan dan akhirnya menjadi bom waktu bagi mereka.
Kebanyakan, anemia yang diderita masyarakat pedesaan bersifat kronis, dan kebanyakan pula berasal dari manifestasi cacingan.
Anemia dalam bahasa latin berarti "tanpa darah" (an-hemia). Anemia sendiri terdiri dari berbagai macam bentuk, tergantung dari bentukan sel darah merah yang dilihat di laboratorium. Dari macam-macam bentuk sel darah merah tersebut, kita mampu mendefinisikan penyebab dari anemia. Semisal bentuk sel darah yang lebih kecil dari normal dapat diakibatkan oleh adanya gangguan dalam sintesis heme / globin, dapat pula sebagai manifestasi kekurangan zat besi dalam tubuh. Sedang anemia dengan sel darah yang relatif masih berukuran normal dapat diakibatkan oleh kehilangan darah akut (misal: trauma) maupun kehilangan darah kronis (misal: cacingan). Anemia kadang juga disebabkan karena adanya kelainan sistem hematopoetik dan juga kebutuhan darah yang meningkat tanpa disertai produksi yang meningkat pula semisal pada kehamilan.

Terapi anemia biasanya tergantung derajad keparahan dan penyebab dari anemia itu sendiri. Pada anemia dengan defisiensi zat besi dapat diberikan suplementasi besi dalam diet, pemberian vitamin C juga dipercaya membantu penyerapan zat besi dalam pencernaan. Pada anemia dengan defisiensi asam folat dan vitamin B12, tentu saja dapat diberikan suplementasi asam folat dan vitamin B12 sebagai tambahan diet. Pada anemia yang diakibatkan karena penyakit ginjal dan kemoterapi dapat diberikan obat-obatan erythropoetin recombinant. Sedang pada kasus simbok desa ataupun kehilangan darah akibat trauma akut tentu saja satu-satunya terapi adalah dengan pemberian transfusi darah.

Well, semoga posting ini bermanfaat bagi kita semua, dan menggugah kesadaran kita akan pentingnya kesehatan pribadi.

Cheers...

Monday, January 14, 2008

Another Incomings


Phew.. Incomings season datang lagi, ini dia kerjaan baru di tahun 2008 dari IFMSA (International Federation of Medical Students Activities), biar udah dianggep tetua di IFMSA tetep aja dapet tugas nemenin incomings dari luar, gapapa lah, itung-itung melatih bahasa inggris saya di bidang klinik.
Incomings dalam term IFMSA adalah sebutan bagi para pelajar kedokteran asing yang beruntung menimba ilmu di negeri orang. Sedang bila pelajar kita yang dikirim ke luar negeri disebut outgoing. Saya pernah merasakan menjadi kedua-duanya saat di Polandia tahun lalu, tapi diawal tahun ini saya kejatuhan sampur untuk lagi-lagi menemani manusia-manusia asing ini. Well, lagi-lagi tugas mulia baik sebagai pendidik, dan sebagai guide!

Cheers..

Saturday, January 12, 2008

Bizzare Food


Sekarang ini saya punya hobi baru setiap rebo malam, nonton Discovery travel 'n living tepatnya apalagi kalo nggak nonton Bizzare Food. Acara kuliner yang menurut saya lebih mak nyuss dari punya bang bondan ini dipandu oleh seorang gourmand asal New York, Andrew Zimmern. Sebenarnya format acaranya simple, jalan-jalan dan makan-makan, mirip acara kuliner serupa, namun yang bikin saya ketagihan buat nonton adalah menu makanan yang disajikan. Mulai dari makan roasted guinea pig di Ecuador, Piranha bakar di hulu Amazone, otak kambing di Morocco sampai makan cacing bakau, balut dan ulat kelapa di Filipina dia jalani, tapi sayang hanya satu yang menurut kita orang Indo makanan lezat, nggak cukup bizzare sih, tapi bikin Andrew muntah, durian.

Entah kenapa durian sangat dibenci oleh kaum barat, katanya sih karena baunya. Dari 15 sejawat saya dari Eropa yang pernah mengunjungi Indonesia hanya 1 orang yang doyan makan duren, itupun monthong, yang baunya kurang menyengat dibanding duren jawa / sumatra. Menurut kita orang melayu dan siam, bau durian bisa dikatakan wangi, dengan tekstur buah manis dan gurih, benar-benar eksotis, rajanya buah!



Saya pernah berandai, bila Andrew shoot acaranya di Solo mungkin bisa tiga episode untuk menjelajah makanan aneh orang Solo. Mari kita sebut, mulai dari tengkleng, otak goreng, gule jerohan kambing (mirip sup jerohan orang Ecuador), sate berbuntel lemak, sate kuda, sate jamu (daging anjing), sate landak, sate cobra sapardi, sate brutu, duren, hingga gudeg ceker Margoyudan. Memang bangsa pemakan segala, lebih parah dari bangsa manapun, hehehe.. Sampai ada joke satire yang mengatakan "kasian anjing di Solo, hampir semua bagian kambing dan sapi habis dimakan manusianya."


Bahkan saya sempat heran, saat saya menemani rekan saya dari Jerman memasak sup ayam, dari sebuah ayam utuh mentah yang dibeli di supermarket, hanya segenggam daging yang dimanfaatkan untuk memasak sepanci sup, sisanya terpaksa kami buat untuk bikin soto, keesokan harinya, dengan sedikit simsalabim, dia bisa juga kena tipu dan akhirnya makan sisa ayamnya, hehe.. selalu banyak akal.

Bila dilihat ada garis merah perbedaan pola makan antara bangsa Eropa dengan orang Solo, orang Eropa cenderung memakan makanan sehat, menghindari jerohan, lemak dan kulit, sehingga apa yang dimakan Andrew Zimmern yang "hampir" serupa dengan makanan kita mereka bilang bizzare. Tidak seperti orang Indonesia dan Solo khususnya, kita memakan hampir semua makanan yang mengandung kolestrol, trigliserid, asam urat tinggi dan dimasak menggunakan minyak dengan asam lemak jenuh, sungguh berapa dari kita yang telah mengalami penyempitan lumen aorta, berapa dari kita yang tidak memiliki plak di arteri koroner dan berapa dari kita telah mengalami degenerasi mitokondria DNA sehingga menyebabkan terjadinya disfungsi endotel.

Tapi apapun resikonya, saya tetap orang Solo, yang bangga dengan keagungan varietas kulinernya, seperti kata Andrew Zimmern...

"if its look good, eat it!!"
Cheers...