Suatu hari sejawat saya dari Brazilia membuatkan sebuah desert manis dari coklat, bila dilihat dengan seksama nampak seperti saus chocolate fondue, namun tanpa buah atau makanan kecil untuk pencelup. Sebenarnya bila dilihat sekilas, hanya berupa chocolate melted sederhana, namun belum sempat berfikir panjang, tak sabar lidah ini untuk segera mencoba.
Ces't magnifique!
suapan pertama memberi kesan yang sangat lembut, tidak terlalu manis, namun berkesan sedikit gurih, dan sangat terasa sekali susunya. Memang bener-bener choc au lait yang sempurna, sesuai dengan namanya (susu dalam coklat).
Namun memang, akan lebih sempurna lagi bila kita menambahkan elemen-elemen tertentu sebagai penambah rasa, dan mepergunakannya sebagai saus fondue, sehingga rasa nikmat pada suapan pertama, akan terus dapat dinikmati pada suapan-suapan berikut.
Monday, August 6, 2007
International Cuisine #5
Dikemoekakan oleh Cardio Chef Djam 11:07 AM 1 Kumentar
Disertai Going Abroad, International Cuisine
Sunday, August 5, 2007
International cuisine #4
Kalau mendengar kata coklat, Eropa adalah kiblat bagi paca chocaholic maupun rumah para dewa chocolatier dunia walaupun biji-biji kakao terbaik dunia tidak dihasilkan di benua Eropa, namun di Venezuela dan Afrika (tak ketinggalan pulau Jawa-walau tidak begitu terkenal). Begitupun di Polandia, alkisah ada seorang master chocolatier bernama Karol Ernest Wedel yang membuka usaha coklat "E. Wedel" di Warsawa pada tahun 1851. Toko ini kemudian meledak dipasaran dan akhirnya diambil alih putranya Emil sebagai hadiah pernikahannya. Setelah sempat berganti nama menjadi "22nd July" karena nasionalisasi pemerintahan komunis Polandia setelah perang dunia kedua, E. Wedel sempat mengalami surut, karena ditinggal penggemarnya. Namun sekarang E. Wedel kembali berjaya sebagai salah satu penghasil coklat konsumsi terbaik di Eropa bahkan di Dunia (walau sekarang telah dimiliki oleh perusahaan coklat raksasa Cadburry).
Sore itu saya beruntung mencoba salah satu gerai E. Wedel di sudut jalan pantai Sopot (salah satu dari Trojmiasto, tiga kota wisata Polandia, Gdansk, Gdynia & Sopot) selain menikmati arsitektur kedai yang bergaya reinassance banyak sekali pilihan es dan "wedang" coklat yang ditawarkan, juga tak ketinggalan bourbon dan beberapa potong coklat dengan campuran buah dan liqueor sebagai teman minum coklat.
Tak menunggu lama saya sebagai penyuka white chocolate, memesan hot white classic cocholate with stawberry (buah kesukaan saya), dan teman saya waktu itu memesan Classic chocolate with almond, dan juga classic chocolate with orange. Saya akui minuman sore itu berat untuk saya. Beda dengan wedang coklat yang biasa saya minum di Jawa (dengan kemasan coklat bubuk bergambar windmollen) wedang coklat E. wedel berasal dari coklat bar yang dimelting pada suhu tertentu dan diberi campuran susu murni sehingga meleleh dan dapat dipertahankan dalam kelembutan dan viskositasnya. Bagi saya yang tidak begitu menyukai rasa manis, minuman sore itu memang super ekstra manis, namun tak dapat dipungkiri, sore itu saya beruntung menjajal salah satu minuman surgawi...
memang wedang coklat E. wedel pantas menempati most recomended drink, you should try before you die!
Dikemoekakan oleh Cardio Chef Djam 3:27 PM 0 Kumentar
Disertai Going Abroad, International Cuisine
International Cuisine #3
Dikemoekakan oleh Cardio Chef Djam 3:07 PM 0 Kumentar
Disertai Going Abroad, International Cuisine
Friday, August 3, 2007
My Abroad Birthday...
Dikemoekakan oleh Cardio Chef Djam 12:05 AM 0 Kumentar
Disertai Going Abroad
Thursday, August 2, 2007
Tribute to Endokrinologii
Dikemoekakan oleh Cardio Chef Djam 3:28 PM 0 Kumentar
Disertai Going Abroad, Medical Education
Laparoscopic Surgery Training
Setelah saya bercerita panjang lebar mengenai Swissmed, saya akan menjelaskan sedikit mengenai training laparoscopic surgery ang kami lakukan. Training ini dibagi menjadi 3 sesi, videosession, dimana kita dijelaskan panjang lebar mengenai laparoscopic surgery, atau videoscopic surgery, dan beberapa tehnik dan video pembedahan laparoskopik. Sedikit yang dapat saya terangkan disini, laparoskopik adalah suatu tehnik pembedahan dengan minimal invasif, yang memiliki tujuan utama untuk kosmetik dan psikologis pasien, dengan menggunakan peralatan endoscopic dan beberapa arm yang dimasukkan melalui trokar kedalam organ dalam pasien yang sebelumnya telah diberi CO2, untuk memberi ruang bagi kamera.
Sesi kedua pada pelatihan ini adalah praktek menggunakan peralatan laparoskopik asli pada sebuah alat khusus, dengan seorang sebagai operator dan seorang lagi menjadi kameraman. Misi yang dicapai pada latihan sesi kedua ini adalah mencatat waktu secepat mungkin untuk memasukkan 10 kancing baju kedalam kancing, kemudian tehnik kamera terbalik, menjahit kancing baju, yang kesemuanya menggunakan arm yang kita kontrol dari luar alat.
Sesi ketiga adalah sesi yang paling menyenangkan, dimana kita bisa berlatih memotong, ligasi, adhesiolisis dan cholecystectomy, menggunakan mesin virtual reality, dan yang paling menyenangkan, saya dapat sertipikat. Huehehehe...
So, tambah lagi satu ahli videoskopik surgery di Solo...
Hehehe..residen bedah UNS kalah niii yeee ma koasnya... makanya jangan kemaki..
Dikemoekakan oleh Cardio Chef Djam 3:10 PM 0 Kumentar
Disertai Going Abroad, Medical Education
Swissmed...
Dikemoekakan oleh Cardio Chef Djam 12:52 AM 0 Kumentar
Disertai Going Abroad, Medical Education