Sekarang ini saya punya hobi baru setiap rebo malam, nonton Discovery travel 'n living tepatnya apalagi kalo nggak nonton Bizzare Food. Acara kuliner yang menurut saya lebih mak nyuss dari punya bang bondan ini dipandu oleh seorang gourmand asal New York, Andrew Zimmern. Sebenarnya format acaranya simple, jalan-jalan dan makan-makan, mirip acara kuliner serupa, namun yang bikin saya ketagihan buat nonton adalah menu makanan yang disajikan. Mulai dari makan roasted guinea pig di Ecuador, Piranha bakar di hulu Amazone, otak kambing di Morocco sampai makan cacing bakau, balut dan ulat kelapa di Filipina dia jalani, tapi sayang hanya satu yang menurut kita orang Indo makanan lezat, nggak cukup bizzare sih, tapi bikin Andrew muntah, durian.
Entah kenapa durian sangat dibenci oleh kaum barat, katanya sih karena baunya. Dari 15 sejawat saya dari Eropa yang pernah mengunjungi Indonesia hanya 1 orang yang doyan makan duren, itupun monthong, yang baunya kurang menyengat dibanding duren jawa / sumatra. Menurut kita orang melayu dan siam, bau durian bisa dikatakan wangi, dengan tekstur buah manis dan gurih, benar-benar eksotis, rajanya buah!
Saya pernah berandai, bila Andrew shoot acaranya di Solo mungkin bisa tiga episode untuk menjelajah makanan aneh orang Solo. Mari kita sebut, mulai dari tengkleng, otak goreng, gule jerohan kambing (mirip sup jerohan orang Ecuador), sate berbuntel lemak, sate kuda, sate jamu (daging anjing), sate landak, sate cobra sapardi, sate brutu, duren, hingga gudeg ceker Margoyudan. Memang bangsa pemakan segala, lebih parah dari bangsa manapun, hehehe.. Sampai ada joke satire yang mengatakan "kasian anjing di Solo, hampir semua bagian kambing dan sapi habis dimakan manusianya."
Bahkan saya sempat heran, saat saya menemani rekan saya dari Jerman memasak sup ayam, dari sebuah ayam utuh mentah yang dibeli di supermarket, hanya segenggam daging yang dimanfaatkan untuk memasak sepanci sup, sisanya terpaksa kami buat untuk bikin soto, keesokan harinya, dengan sedikit simsalabim, dia bisa juga kena tipu dan akhirnya makan sisa ayamnya, hehe.. selalu banyak akal.
Bila dilihat ada garis merah perbedaan pola makan antara bangsa Eropa dengan orang Solo, orang Eropa cenderung memakan makanan sehat, menghindari jerohan, lemak dan kulit, sehingga apa yang dimakan Andrew Zimmern yang "hampir" serupa dengan makanan kita mereka bilang
bizzare. Tidak seperti orang Indonesia dan Solo khususnya, kita memakan hampir semua makanan yang mengandung kolestrol, trigliserid, asam urat tinggi dan dimasak menggunakan minyak dengan asam lemak jenuh, sungguh berapa dari kita yang telah mengalami penyempitan lumen aorta, berapa dari kita yang tidak memiliki plak di arteri koroner dan berapa dari kita telah mengalami degenerasi mitokondria DNA sehingga menyebabkan terjadinya disfungsi endotel.
Tapi apapun resikonya, saya tetap orang Solo, yang bangga dengan keagungan varietas kulinernya, seperti kata Andrew Zimmern...
"if its look good, eat it!!"
Cheers...